Lebih baik kuliah atau langsung kerja?
sumber : http:// |
Umumnya ini
adalah pertanyaan bagi bara pelajar laki-laki yang akan segera lulus sekolah,
khususnya tingkat sekolah menengah akhir. Loh koq?! Karena alternatif lain
adalah menikah bagi yang perempuan. He he he. Tidak, ini berlaku untuk
semuanya. Apa tujuan kuliah? Apa tujuan kerja? Bahasa pasarnya adalah agar punya penghasilan untuk masa depan. Kalau yang
saya amati dari teman-teman saya yang melanjutkan ke perkuliahan, biasanya
mereka kuliah agar ketika lulus bisa mendapatkan posisi yang strategis dan gaji
sarjana jika yang menjadi karyawan. SMK,
Meski katanya lulusan SMK itu siap kerja, nyatanya jika tidak berkompeten hanya
akan jadi lulusan setengah matang dan harus merangkak untuk mendapatkan gaji sarjana. Selain itu banyak lulusan SMK
yang ketika lulus tidak bekerja sesuai dengan kompetensinya di sekolah atau
bahkan jadi pengangguran tahunan. Sebetulnya tidak ada yang salah karena rejeki
tidak ada yang tahu. Namun di sisi lain ini menunjukkan bahwa potensi anak
Indonesia kurang bisa terarah semenjak dini sehingga ketika beranjak ke tahap
berikutnya kita hanya ikut-ikutan teman dan tidak tahu mau kemana ujungnya. #maaf
agak sarkastik soalnya saya lulusan SMK, seolah-olah nyindir diri sendiri,
hehe.
sumber : http:// |
Oke, kembali lagi. Pada dasarnya tidak masalah
mau kuliah atau kerja dulu. Kuliah pun ujung-ujungnya nyari penghasilan juga.
PTN biasanya menjadi favorit para veteran putih abu. UNPAD, ITB, UI dan lainnya
adalah favorit. Bagi kamu yang alumni sekolahnnya banyak yang sudah keterima di
jajaran PTN favorit mungkin tak akan kesulitan untuk masuk juga dengan tes-tes
segala macamnya. Tapi ada kalanya juga kamu gagal berjuang di pilihan 1, 2 dan
3. Ketiga pilihan tersebut diantaranya pasti PTN. Karena entah mengapa kalau di
perhatikan tahun-tahun sekarang PTN menjadi gengsi tersendiri meski tidak bagi
semua orang. Ketika pilihan 1, 2 dan 3 gagal akhirnya PTS lah menjad Incaran
terakhir. Namun biasanya PTS ini memiliki perbedaan dari PTN dari sisi biaya
dan fasilitas pendidikan#ya iyalah. Singkat cerita kamu sudah keterima di
PTN/PTS yang kamu inginkan. Jika Perguruan tinggi yang kamu inginkan ada di
luar kota ya mau tidak mau kamu harus nge-KOS atau numpang di rumah saudara
yang ada di kota bersangkutan dan meninggalkan orang tua di rumah bersama adik
dan kakakmu.
Tidak ada yang
salah
sumber :http:// |
Tidak ada yang
salah jika orang tua atau keluargamu punya biaya yang cukup untuk
mengkuliahkanmu. Mereka tidak akan menganggap itu sebagai buang-buang duit.
Mereka akan menganggapnya sebagai Investasi. Menginvestasikan apa yang mereka
miliki agar putra/putrinya bisa berpendidikan dan menjadi orang lebih baik dari
orang tuanya. Mereka tidak akan meminta balasan koq, Cukup dengan melihat anak mereka berhasil itu adalah timbal balik yang
mereka inginkan. Lalu bagaimana jika seandainya orang tuamu tidak punya biaya?
Kamu bisa mengikuti program BIDIK MISI yang di berikan pemerintah di beberapa
perguruan tinggi atau mencari beasiswa dari swasta. Jika rejeki, kamu bisa
kuliah dengan gratis denga syarat yang telah di tentukan. Jangan sampai kuliah
itu menyusahkan orang tua dan hanya jadi ajang gengsi. Kamu kuliah di
Universitas ternama, setiap bulan ada kiriman uang(jika kuliah di luar kota)
namun orang tuamu sendiri kadang tidak punya uang untuk makan dan memberi
adikmu jajan. Mereka tidak ada akan mengeluh. Tapi bagi saya ini terasa menyakitkan.
Saya menganggap
pendidikan itu penting. Ilmu bisa di dapat dari mana saja. Kampus, Lingkungan
sekitar dan lainnnya. Apapun ilmu itu jika bermanfaat serap saja. Saya berada
di posisi di mana orang tua menginginkan saya untuk kuliah. Mereka menyuruh
saya kuliah agar “sukses”. Dulu mereka tidak kuliah dan sekarang ingin anaknya
memiliki pendidikan yang lebih dari mereka. Saya oke oke saja, namun saya
menyadari saya punya saudara yang juga butuh biaya pendidikan. Biar saja orang
tua fokus pada mereka. Saya berasal dari keluarga berkecukupan sehingga rasanya
tidak pantas untuk mengajukan Bidik Misi. Beasiswa swasta? Harus belajar dulu
biar rada pinter kalau ikutan tes. Saat ini saya memilih untuk bekerja dan
Alhamdulillah sudah bekerja dan bisa membantu biaya pendidikan adik
sedikit-sedikit. Bagi yang bekerja seperti saya bisa mengikuti kuliah kelas
karyawan sesuai minat. Jika kuliahnnya selesai mungkin bisa menjadi batu
loncatan di perusahaan yang sekarang atau mungkin ada kesempatan yang lebih
baik di luar sana. Sedangkan saya punya rencana yang sedikit berbeda. 1-2 tahun
bekerja, mengumpulkan uang untuk ini itu. Untuk modal usaha yang akan di
kembangkan selama beberapa bulan atau tahun mungkin. Jika hasilnya menjanjikan
saya akan keluar dari pekerjaan yang sekarang. Menjadi wirausaha dan bisa
kuliah Full Time untuk menyenangkan orang tua. Kenapa Full Time? Karena saya
tidak mau setengah-setengah. Ya namanya juga cita-cita. Kalau ada rejekinya
mudah-mudahan tercapai. Kalau pembaca mungkin punya rencana yang beda lagi
dengan saya.
Kesimpulannya
adalah,
Kuliah dulu atau
kerja dulu tidak masalah yang penting terarah dan tidak menjadi sebuah ke
sia-siaan. Saya tidak menjudge yang Kuliah lebih baik dari yang kerja dulu atau
sebaliknya. Ini hanyalah Unek-unek di pikiran saya. Gagal atau berhasil
tergantung kepada Individu yang menjalani dan mentargetkan masa depannya
seperti apa. Oh iya, masa depan kita adalah kematian, dan tidak perlu kuliah
untuk mendapatkan gelar Alm. He he he.
EmoticonEmoticon